Thariqah Sebagai Pesan Dakwah Menuju Kebahagiaan Hidup

  • ROSYI IBNU HIDAYAT UIN Purwokerto
Keywords: Tariqah, pesan dakwah

Abstract

Thariqah sendiri menurut pandangan para ulama Mutasawwifin yaitu jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan yang dicontohkan oleh beliau dan para sahabatnya serta Tabi’in, tabi’it tabi’in dan terus bersambung sampai kepada guru-guru, ulama, kiai-kiai secara bersambung hingga pada masa sekarang[1]. Sedangkan menurut Syeikh Zainuddin bin Ali dalam kitab Nadhomâ€Hidayatul Adzkiya’ Ila thoriqil  Auliyaâ€. Bahwa thoriqot yaitu menjalankan amal yang lebih berhati – hati dan tidak memilih kemurahan (keringanan) syara’ seperti sifat wara’ serta ketetapan hati yang kuat seperti latihan-latihan jiwa[2].

Pesan dakwah melalui thariqah untuk sebuah ketenangan hidup adalah karena permasalahan dunia yang semakin hari semakin membuat gelisah dan tidak tenang dalam kehidupannya. Permasalahan yang tidak kunjung selesai-selesai ujung dari masalah yang dihadapinya, kehidupan manusia yang berkembang dengan cepat, sadar atau tidak berkembang pula problem yang dihadapinya baik dari golongan bawah hingga pada golongan atas. Karena hakikatnya manusia sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupan yang hedonis, kapitalis, dan liberal[3].

Berkenaan dengan problem manusia pada saat ini yang begitu kompleks, atau yang sering kita dengan istilah krisis multidimensi (sosial, politik, hukum, ekonomi, moral, serta problem-problem yang lainnya). Dimana problem itu semua dikarena seseorang jauhnya dari ajaran - ajaran agama, sehingga membuat jiwa menjadi resah  dan hiduppun menjadi tidak terarah, dan salah satu dari ajaran agama yaitu adanya thariqah. Dengan adanya thariqah dimaksud sebagai pesan dakwah agar setiap orang yang mempunyai motivasi tinggi dalam hidupnya dapat berubah menjadi terarah dan jiwa menjadi tenang.

Karena inti dari tujuan dari thariqah sendiri adalah mempertebal iman hati pengikut-pengikutnya, demikian rupa, sehingga sampai orang yang menjalankan thariqah merasakan tidak ada yang lebih dicintai selain dari pada Tuhannya, serta diri dan dunia seisinya. Dengan kondisi seperti itu, maka jiwa seseorang akan berubah menjadi tenang, damai dan hidupnya berubah menjadi terarah, dan merasa ada yang membimbingnya, walaupun masalah menghadang hal tersebut tidak akan menjadi sebuah hambatan yang berarti untuk menuju sebuah kebahagiaan hidup.

Maka oleh karena itu didalam suatu thariqah kita kenal dengan namanya syeikh, atau mursyd atau guru spiritual, karena peran syeikh dalam thariqah adalah sebagai pembimbing jiwa, memberikan petujuk berkenaan dengan dzikir serta wirid. Karena setiap thariqah harus mempunyai guru pembimbing spiritual atau syeikh, agar apa yang diinginkan dalam hidupnya tercapai sesuai dengan yang diinginkan orang tersebut.

Maka oleh karena itu, bagi setiap manusia yang mempunyai motivasi yang tinggi dan menginginkan agar dapat memperoleh kegahagiaan hidupnya, maka dianjurkan memilih jalan yang benar sesuai dengan tuntunan agama, jangan mencari jalan yang menyimpang untuk memperoleh suatu kebahagiaan hidup. Akan tetapi jalan yang sesuai dengan ajaran agama yaitu salah satunya adalah dengan masuk pada thariqah, karena didalam thariqah semua amalan hanya tertuju bagaimana mencintai Tuhannya dengan total, tanpa adanya keraguan sedikitpun. Dengan seperti itulah jiwa menjadi tenang dan damai, hiduppun menjadi terarah dengan baik. Semoga dengan jalan thariqah untuk mencapai kebahagiaan hidup dapat tercapai, dan semoga Allah meridhoi semua apa yang kita niatkan hanya untuk-Nya. Setiap usaha yang kita kerjakan akan mendatangkan sebuah hasil positif dalam hidup kita.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al Aziz S, Moh.Saifulloh, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf,(Surabaya:Terbit Terang),1998.
Al-haddad, Al-Imam Al-Alamah Sayyid Abdullah bin Alwi Risalah Al-Mu’awanah wa Al-Muzhahara wa Al-Muwazarah li Al-Raghibin min Al-Mu’minin fi Suluk Al-Thariq Al-Akhirah,Penj.Muhammad Baqir,Thariqah menuju Kebahagiaan,(Bandung:Mizan),1996.
An-Najar,Amir, At-Tashawwuf An-Nafsi, Penj.Ija Suntana, Psikoterapi Sufistik,(Jakarta:Hikmah),2002.
Bin Syahab, Hb.Zulkifli bin Muhammad bin Ibrahim Banahsan & Sentot Budi Santoso bin Danuri bin Abdullah,Wujud,,(Solo:CV Mutiara Kertas),2008.
Burhani, Ahmad Najib,”Tarekat” tanpa Tarekat jalan baru menjadi sufi,(Jakarta:Serambi),2002.
Chittick,William C,Sufism: A Short Introduction, penrj.Zaimul Am,Tasawuf di Mata Kaum Sufi,(Bandung:Mizan),2000.
Chodjim,Achmad,Syekh Siti Jenar Makna”Kematian”,(Jakarta:Serambi),2002.
Frager,Robert,Heart, Self, and Soul : The Sufis psychology of Growth, Balance, and Harmony,Penrj.Hasmiyah Rauf,Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Diri, dan Jiwa,(Jakarta:Serambi),2002.
Ibrahim,Muhammad Zaki,Abjadiyah At-Tasawuf Al-Islami,Penj.Umar Ibrahim, Yazid Muttaqin, Ahmad Iftah. S,Tasawuf Hitam Putih,(Solo:Tiga Serangkai),2006.
MZ, Labib, Jalan Menuju M’rifat memahami ajaran thiriqot dan tashawwuf,(Surabaya:Bintang Usaha jaya),2003.
Nasir, Haedar,Agama dan Krisis kemanusiaan Modern,(Yogyakarta:Pustaka pelajar),1997.
Shaleh,Abdul Rahman & Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,(Jakarta:Prenada Media),2005.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka Cipta), 2002.
Published
2022-03-23
How to Cite
HIDAYAT, R. I. (2022). Thariqah Sebagai Pesan Dakwah Menuju Kebahagiaan Hidup. Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, 9(1), 112-122. https://doi.org/10.52802/al-munqidz.v9i1.288
Section
Articles